Fungsi verba
Kita telah belajar cara menggambarkan nomina dengan berbagai cara menggunakan nomina lain dan adjektiva. Dengan kemampuan tersebut, kita sudah bisa mengekspresikan cukup banyak hal. Namun, kita masih belum bisa menyatakan aksi. Inilah guna verba (kata kerja)! Verba pada bahasa Jepang selalu diletakkan di akhir klausa. Karena kita belum belajar cara membuat lebih dari satu klausa, untuk saat ini aturan tersebut berarti setiap kalimat yang memiliki verba harus meletakkan verbanya di akhir. Kita akan mengenal dua kategori utama verba, yang akan memungkinkan kita belajar aturan konjugasi. Sebelum melangkah lebih lanjut, ada satu hal penting yang harus kamu ingat selalu:Kalimat yang secara tata bahasa lengkap hanya memerlukan verba (termasuk pernyataan keadaan benda). |
Dengan kata lain, tidak seperti bahasa Indonesia, kamu benar-benar hanya perlu verba untuk membuat kalimat yang benar. Tanpa topik juga tidak masalah! Mengerti sifat fundamental ini sangatlah penting untuk memahami bahasa Jepang. Inilah sebabnya kalimat bahasa Jepang yang paling sederhana pun tidak bisa diterjemahkan mentah-mentah ke bahasa Indonesia. Semua konjugasi akan dimulai dari bentuk kamusnya (sebagaimana kata-kata tersebut muncul di kamus).
Kalimat yang sudah lengkap secara tata bahasa
(1) 食べる。- Makan. (Terjemahan yang mungkin: saya makan/dia makan/mereka makan)
(1) 食べる。- Makan. (Terjemahan yang mungkin: saya makan/dia makan/mereka makan)
Pengelompokan verba menjadi verba-ru dan verba-u
Hampir semua verba di bahasa Jepang bisa digolongkan menjadi dua: verba-ru (一段動詞) dan verba-u (五段動詞). Verba yang berada di luar kategori itu hanyalah 「する」 yang berarti "melakukan" dan 「来る」 yang berarti "datang". Semua aturan konjugasi yang ada hampir sama untuk tiap kelompok tersebut. Cara untuk membedakan verba-ru dan verba-u cukup mudah.
Ingat bahwa semua verba diakhiri kana yang disebut okurigana, yang bisa kita ubah untuk konjugasi. Kalau kamu menuliskan verba tersebut menggunakan huruf Latin (「ローマ字」 dalam bahasa Jepang) dan ternyata diakhiri "iru" atau "eru", maka biasanya itu adalah verba-ru. Sebagai contoh, romanisasi dari 「食べる」 adalah "taberu". Dia diakhiri "eru" dan merupakan verba-ru. Contoh lain verba-ru adalah 「起きる」 yang romanisasinya adalah "okiru". Verba lain yang akhirannya bukan "iru" maupun "eru" sudah pasti adalah verba-u.
Tapi ada satu halangan di sini. Perhatikan bahwa semua verba-ru pasti diakhiri 「る」. Lalu perhatikan bahwa semua verba-u pasti diakhiri suara "u", yaitu 「つ」、「す」、「く」、「ぐ」、「む」、「ぶ」、「う」、「ぬ」、dan sayangnya juga 「る」! Kalau suatu verba diakhiri 「る」, tapi bukan "iru" maupun "eru" (misal "uru"), maka dengan jelas dia adalah verba-u. Nah, kasus yang tersisa adalah verba-u yang juga diakhiri "eru" maupun "iru". Ada beberapa verba-u tersebut, dan tidak ada cara untuk membedakannya dengan verba-ru biasa selain dengan menghafal. Di akhir bab ini, diberikan daftar beberapa verba-u tersebut yang paling umum. Kalau kamu ragu dengan suatu verba, kamu bisa selalu mengeceknya di Jim Breen's WWWJDIC. Di sana, verba-ru ditandai (v1) sedangkan verba-u berakhiran 「る」 ditandai (v5r).
(Ngomong-ngomong, 「死ぬ」 adalah satu-satunya verba yang diakhiri 「ぬ」)
Karena konsistensi suara di aturan-aturanya, seiring waktu verba-u akan "kedengaran" seperti verba-u dan begitu juga dengan verba-ru. Pada akhirnya, kamu akan bisa mengkategorikan verba baru hanya dengan mendengarnya tanpa perlu berpikir keras. Paling tidak, itulah tujuan yang diharapkan.
Cara membedakan verba-ru dengan verba-u
- Tidak diakhiri iru/eru → verba-u
- Diakhiri iru/eru → verba-ru, dengan beberapa kasus perkecualian
|
|
|
Contoh
Inilah beberapa contoh kalimat yang menggunakan verba-ru, verba-u, dan verba perkeculian.(1) リナは食べる。- Mengenai Rina, makan.
(2) ジャヤが遊ぶ。- Jaya adalah yang main.
(3) ギタもする。- Gita juga melakukan.
(4) お金がある。- Ada uang. (lit: uang ada.)
(5) 私は買う。- Mengenai saya, membeli.
(6) 猫はいる。- Ada kucing. (lit: Mengenai kucing, ada.)
Referensi: verba-u yang diakhiri iru/eru
Inilah daftar verba-u umum yang diakhiri "iru" atau "eru". Daftar ini dibedakan menjadi tiga tingkat untuk membantu kamu fokus ke kata-kata yang paling umum terlebih dahulu. Daftar ini tidak memuat semua verba-u yang ada di muka bumi.Mudah | Menengah | Lanjut |
---|---|---|
要る | 焦る | 嘲る |
帰る | 限る | 覆る |
切る | 蹴る | 遮る |
しゃべる | 滑る | 罵る |
知る | 握る | 捻る |
入る | 練る | 翻る |
走る | 参る | 滅入る |
減る | 交じる | 蘇る |
Menyangkal verba
Karena kita sudah bisa melakukan aksi dengan verba, sekarang kita ingin bisa mengatakan negatifnya. Dengan kata lain, kita ingin mengatakan bahwa "ini" dan "itu" tidak dilakukan. Di bahasa Indonesia, kita cukup menggunakan kata "tidak", misalnya dari "makan" menjadi "tidak makan". Pada bahasa Jepang, verba disangkal dengan mengkonjugasikannya ke bentuk negatif seperti pada adjektiva. Hanya saja, aturannya sedikit lebih rumit.Mengkonjugasikan verba ke bentuk negatif
Sekarang kita akan menggunakan klasifikasi verba yang telah dipelajari untuk membuat aturan konjugasi. Tapi sebelumnya, kita perlu tahu satu perkecualian yang sangat penting dalam aturan konjugasi verba negatif yaitu 「ある」. 「ある」 adalah verba-u yang digunakan untuk menyatakan keberadaan benda-benda mati dan tumbuhan.
Contohnya, kalau kamu ingin mengatakan bahwa ada kursi di ruangan, kamu akan menggunakan verba 「ある」. Padanannya untuk benda hidup bergerak (misalnya orang dan binatang) adalah 「いる」 yang merupakan verba-ru biasa. Contohnya, kalau kamu ingin mengatakan bahwa seseorang ada di dalam ruangan, kamu harus menggunakan verba 「いる」 dan bukan 「ある」. Kedua verba ini yaitu 「ある」 dan 「いる」 cukup beda dari verba lainnya karena mereka menyatakan keberadaan dan bukan aksi yang sebenarnya. Kamu juga harus repot memilih verba yang cocok untuk benda mati maupun hidup.
Alasan saya mengangkat topik tersebut adalah karena bentuk negatif dari 「ある」 adalah 「ない」 (artinya sesuatu tidak ada). Ingat, ini adalah perkecualian jadi jangan gunakan aturan konjugasi yang normal ke verba ini.
Bentuk negatif 「ある」 adalah 「ない」. |
Berikutnya kita akan bahas aturan untuk verba lainnya. Untuk menyangkal verba-ru, kamu tinggal membuang 「る」 dan menambah 「ない」. Untuk verba-u, mungkin akan membantu kalau kamu melihat romanisasi dari verba tersebut. Kamu tinggal membuang vokal "u" dan menambah "anai". Atau, alternatifnya yang lebih baik, kamu bisa melirik kembali tabel hiragana. Ambil hiragana terakhir dari katanya, yang pasti berada di baris "u" pada tabel, lalu naik ke atas dua kolom untuk menggantinya dengan huruf di baris "a". Contohnya 「く」 akan menjadi 「か」.
Perkecualian penting untuk aturan ini adalah verba yang diakhiri 「う」. Kamu harus menggantinya dengan 「わ」, bukan 「あ」. Kamu juga harus menghafal konjugasi untuk dua verba perkecualian dan 「ある」 seperti yang sudah kita bahas tadi. Tabel berikut merangkum konjugasinya:
Cara menkonjugasikan verba ke bentuk negatifnya
- verba-ru: Untuk mengkonjugasikan verba-ru ke bentuk negatifnya, buang 「る」 yang ada di akhir kata lalu tambahkan 「ない」.
例) 見る→ 見ない
例) 出る→ 出ない
- verba-u: Untuk mengkonjugasikan verba-u ke bentuk negatifnya, ganti huruf bersuara "u" di akhir kata dengan huruf padanannya yang bersuara "a" lalu tambahkan 「ない」.
例) 飲む→ 飲ま → 飲まない
例) 待つ→ 待た → 待たない
※ Satu perkecualian pentingnya adalah bagi verba yang diakhiri hiragana 「う」. Untuk mereka, ganti 「う」 dengan 「わ」 (bukan 「あ」) lalu tambahkan 「ない」.
例) 拾う→ 拾わ → 拾わない
- verba perkecualian (termasuk ある): Lihat tabel di bawah.
|
|
|
Contoh
Inilah beberapa contoh kalimat yang menggunakan bentuk negatif. Semuanya merupakan penyangkalan dari contoh kalimat bab sebelumnya.
(1) リナは食べない。- Mengenai Rina, tidak makan.
(2) ジャヤが遊ばない。- Jaya adalah yang tidak main.
(3) ギタもしない。- Gita juga tidak melakukan.
(4) お金がない。- Tidak ada uang. (lit: uang tidak ada.)
(5) 私は買わない。- Mengenai saya, tidak membeli.
(6) 猫はいない。- Tidak ada kucing. (lit: Mengenai kucing, tidak ada.)
(2) ジャヤが遊ばない。- Jaya adalah yang tidak main.
(3) ギタもしない。- Gita juga tidak melakukan.
(4) お金がない。- Tidak ada uang. (lit: uang tidak ada.)
(5) 私は買わない。- Mengenai saya, tidak membeli.
(6) 猫はいない。- Tidak ada kucing. (lit: Mengenai kucing, tidak ada.)
Bentuk Lampau Verba
Merubah verba ke bentuk lampau
Pembahasan sifat-sifat dasar verba akan kita selesaikan dengan belajar cara menyatakan aksi dalam bentuk lampau dan negatif lampau. Saya perlu memberi tahu sebelumnya bahwa aturan konjugasi di bab ini adalah aturan paling rumit yang ada di bahasa Jepang. Di satu sisi, setelah menguasai aturan di sini segala aturan konjugasi lain akan terlihat sangat mudah. Namun di sisi lain, kamu mungkin perlu membuka-buka bab ini berkali-kali sampai menjadi akrab dengan aturannya. Kamu mungkin perlu latihan yang cukup banyak sebelum mahir menggunakan berbagai konjugasinya.Bentuk lampau untuk verba-ru
Kita akan mulai dari verba-ru yang gampang. Untuk merubah verba-ru dari bentuk kamusnya ke bentuk lampaunya, kamu tinggal membuang 「る」 dan menambahkan 「た」.
Untuk merubah verba-ru ke bentuk lampau
- Buang 「る」 dari verba-ru yang bersangkutan lalu tambahkan 「た」
- 例)出
る→ 出た - 例)捨て
る→ 捨てた
Contoh
(1) ご飯は、食べた。
- Mengenai makanan, tadi makan.
- Mengenai makanan, tadi makan.
(2) 映画は、全部見た。
- Mengenai film, kemarin melihat semua.
- Mengenai film, kemarin melihat semua.
Ingat bahwa di bahasa Indonesia verba tidak memiliki bentuk lampau. Untuk menyatakan kejadian di masa lalu secara jelas, bahasa Indonesia menggunakan keterangan waktu seperti "kemarin", "tadi pagi", "dulu", dan "waktu itu". Pada terjemahan contoh, kita akan secara bebas memilih keterangan waktunya. Kemungkinan lainnya adalah menuliskan keterangan "(lampau)" setelah kalimatnya kalau memang perlu dibuat jelas.
Bentuk lampau untuk verba-u
Merubah verba-u dari bentuk kamus ke bentuk lampaunya susah karena kita harus membagi lagi verba-u menjadi empat kategori. Keempat kategori tersebut bergantung pada huruf terakhir verbanya. Tabel berikut melukiskan kategori-kategorinya. Sebagai tambahan, ada satu perkecualian yaitu untuk 「行く」. Saya mengelompokkannya dengan verba perkecualian langganan yaitu 「する」 dan 「来る」 walaupun 「行く」 adalah verba-u biasa untuk seluruh konjugasi lainnya.
|
|
Contoh
(1) 今日は、走った。
- Mengenai hari ini, tadi berlari.
- Mengenai hari ini, tadi berlari.
(2) 友達が来た。
- Teman adalah yang kemarin datang.
- Teman adalah yang kemarin datang.
(3) 私も遊んだ。
- Saya juga waktu itu bermain.
- Saya juga waktu itu bermain.
(4) 勉強は、した。
- Mengenai belajar, tadi melakukan.
- Mengenai belajar, tadi melakukan.
Bentuk negatif lampau untuk semua verba
Konjugasi bentuk negatif lampau memiliki aturan yang sama untuk semua verba. Kamu mungkin sudah sadar bahwa bentuk negatif dari segala sesuatu yang telah kita pelajari selalu berakhir dengan 「ない」. Aturan konjugasi untuk bentuk negatif lampau verba pada dasarnya sama seperti pada bentuk negatif lain yang juga diakhiri 「ない」. Jadi dari bentuk negatifnya, buang 「い」 dari akhiran 「ない」 lalu ganti dengan 「かった」.
Untuk merubah verba ke bentuk negatif lampau
- Pertama ubah verbanya menjadi bentuk negatif lalu ganti 「い」 dengan 「かった」
- 例)捨てる → 捨てな
い→ 捨てなかった - 例)行く → 行かな
い→ 行かなかった
Contoh
(1) リナは食べなかった。
- Mengenai Rina, tadi tidak makan.
- Mengenai Rina, tadi tidak makan.
(2) ジャヤがしなかった。
- Jaya adalah yang kemarin tidak melakukan.
- Jaya adalah yang kemarin tidak melakukan.
(3) アンドレも行かなかった。
- Andre juga waktu itu tidak ikut.
- Andre juga waktu itu tidak ikut.
(4) お金がなかった。
- Waktu itu tidak ada uang.
- Waktu itu tidak ada uang.
(5) 私は買わなかった。
- Mengenai saya, waktu itu tidak membeli.
- Mengenai saya, waktu itu tidak membeli.
(6) 猫はいなかった。
- Waktu itu tidak ada kucing. (lit: mengenai kucing, waktu itu tidak ada)
- Waktu itu tidak ada kucing. (lit: mengenai kucing, waktu itu tidak ada)
Partikel Untuk Verba
Partikel untuk verba
Di bab ini, kita akan belajar beberapa partikel baru yang penting untuk penggunaan verba. Kita akan belajar cara menentukan objek langsung dari verba dan lokasi tempat verbanya terjadi.
Partikel objek langsung 「を」
Partikel pertama yang akan kita pelajari adalah partikel objek karena merupakan yang paling mudah dimengerti. Huruf 「を」 ditempelkan ke akhir suatu kata untuk menandakan bahwa kata tersebut merupakan objek langsung verbanya. Huruf ini bisa dibilang tidak pernah digunakan untuk keperluan lain. Oleh karenanya, padanan katakananya 「ヲ」 hampir tidak pernah ditemui karena partikel selalu ditulis dengan hiragana. Huruf 「を」, walaupun seharusnya berbunyi "wo", pada umumnya diucapkan sebagai "o" di pembicaraan nyata. Inilah beberapa contoh penggunaan partikel objek langsung.
Contoh
(1) 魚を食べる。
- Makan ikan.
- Makan ikan.
- Tadi minum jus.
Tidak seperti konsep objek langsung di bahasa Indonesia, tempat juga bisa menjadi objek langsung verba gerakan seperti 「歩く」 dan 「走る」. Ini artinya kita bergerak melalui atau melintasi tempat tersebut. Bayangkan saja 「を」 menandakan objek injak-injakan kaki kita saat bergerak.
(3) 街をぶらぶら歩く。
- Berjalan sepanjang kota tanpa tujuan. (lit: Berjalan kota tanpa tujuan)
- Berjalan sepanjang kota tanpa tujuan. (lit: Berjalan kota tanpa tujuan)
(4) 高速道路を走る。
- Berlari melintasi jalan raya. (lit: Berlari jalan raya)
- Berlari melintasi jalan raya. (lit: Berlari jalan raya)
Kalau kamu menggunakan 「する」 dengan nomina, partikel 「を」 bisa dihilangkan dan kamu bisa menganggap seluruh [nomina+する] sebagai satu verba.
(5) 毎日、日本語を勉強する。
- Belajar bahasa Jepang setiap hari.
- Belajar bahasa Jepang setiap hari.
(6) メールアドレスを登録した。
- Telah mendaftarkan alamat email.
- Telah mendaftarkan alamat email.
Partikel target 「に」
Partikel 「に」 menyatakan target dari verba. Ini berbeda dengan 「を」, di mana verbanya melakukan sesuatu terhadap objek langsung. Dengan 「に」, verbanya melakukan sesuatu menuju kata yang ditandai 「に」. Contohnya, tempat tujuan verba gerakan ditandai dengan 「に」.
Contoh
(1) ジャヤは日本に行った。
- Jaya pergi ke Jepang. (lampau)
- Jaya pergi ke Jepang. (lampau)
(2) 家に帰らない。
- Tidak pulang ke rumah.
- Tidak pulang ke rumah.
(3) 部屋にくる。
- Datang ke kamar.
- Datang ke kamar.
Bisa dilihat di contoh (3) bahwa partikel target selalu berarti tujuan ("ke") dan bukan asal ("dari"). Kalau kamu ingin mengatakan misalnya "datang dari", maka kamu perlu menggunakan 「から」 yang artinya "dari". Dengan 「に」, artinya adalah "datang ke". 「から」 sering berpasangan dengan 「まで」 yang artinya "sampai".
(4) イチャは、インドネシアからきた。
- Icha datang dari Indonesia. (lampau)
- Icha datang dari Indonesia. (lampau)
(5) 宿題を今日から明日までする。
- Akan mengerjakan PR dari hari ini sampai besok.
- Akan mengerjakan PR dari hari ini sampai besok.
Konsep target di bahasa Jepang sangatlah umum dan tidak terbatas pada verba gerakan. Contohnya, lokasi benda pada bahasa Jepang adalah target bagi verba keberadaan (ある dan いる). Waktu juga merupakan target umum. Ini adalah beberapa contoh verba nongerakan dan targetnya.
(6) 猫は部屋にいる。
- Kucing ada di kamar.
- Kucing ada di kamar.
(7) 椅子が台所にあった。
- Waktu itu kursi ada di dapur.
- Waktu itu kursi ada di dapur.
(8) いい友達に会った。
- Kemarin bertemu teman baik.
- Kemarin bertemu teman baik.
(9) リナは医者になる。
- Rina akan menjadi dokter.
- Rina akan menjadi dokter.
(10) 先週に図書館に行った。
- Pergi ke perpustakaan minggu lalu.
- Pergi ke perpustakaan minggu lalu.
Catatan: Jangan lupa untuk menggunakan 「ある」 untuk tanaman dan benda mati seperti kursi dan 「いる」 untuk benda hidup bergerak seperti kucing.
Walaupun partikel 「に」 tidak selalu dibutuhkan untuk menyatakan waktu, ada sedikit perbedaan arti antara kalimat yang menggunakannya dan yang tidak menggunakan apa-apa sama sekali. Di contoh berikut, partikel target membuat tanggalnya menjadi target khusus sehingga menekankan bahwa temannya akan pergi ke Jepang pada waktu tersebut. Tanpa partikelnya, tidak ada penekanan khusus.
(11) 友達は、来年、日本に行く。
- Tahun depan, teman akan pergi ke Jepang.
- Tahun depan, teman akan pergi ke Jepang.
(12) 友達は、来年に日本に行く。
- Teman akan pergi ke Jepang tahun depan.
- Teman akan pergi ke Jepang tahun depan.
Partikel arah 「へ」
Walaupun 「へ」 umumnya diucapkan "he", saat digunakan sebagai partikel dia selalu diucapkan "e". Beda utama antara partikel 「に」 dan 「へ」 adalah bahwa 「に」 memandang targetnya sebagai tujuan akhir (baik kongkrit maupun abstrak). Di lain pihak, 「へ」 lebih menyatakan bahwa kita bergerak ke arah tertentu, tapi tidak menjamin bahwa itu adalah tujuan akhirnya. Karenanya, 「へ」 hanya digunakan untuk verba gerakan. Dengan kata lain, partikel 「に」 menyatakan targetnya dengan pasti sedangkan 「へ」 lebih samar-samar tentang tujuan akhirnya. Sebagai contoh, kalau kita mengganti 「に」 dengan 「へ」 pada tiga contoh yang tadi telah muncul, nuansanya sedikit berubah.
Contoh
(1) ジャヤは日本へ行った。
- Jaya pergi ke arah Jepang. (lampau)
- Jaya pergi ke arah Jepang. (lampau)
(2) 家へ帰らない。
- Tidak pulang ke arah rumah.
- Tidak pulang ke arah rumah.
(3) 部屋へくる。
- Datang ke arah kamar.
- Datang ke arah kamar.
Untuk memperjelas, misalnya kita mengatakan "Orang itu lari ke arah utara". Kita bisa mengatakan hal tersebut tanpa perlu tahu tujuan sebenarnya si orang itu. Bisa saja, setelah berlari beberapa ratus meter orang tersebut ternyata belok ke timur karena memang tempat yang ditujunya ada di situ. Inilah esensi 「へ」 yang lebih menyatakan arah gerakan namun tidak menjamin apapun mengenai tujuan akhirnya.
Kita tidak bisa menggunakan partikel 「へ」 untuk verba yang tidak memiliki arah fisik. Contoh berikut salah:
(誤) 医者へなる。
- (Versi salah dari 「医者になる」.)
- (Versi salah dari 「医者になる」.)
Ini tidak berarti 「へ」 tidak bisa digunakan untuk konsep abstrak. Bahkan, karena arti arah yang samar dari partikel ini, 「へ」 juga bisa digunakan untuk membicarakan sasaran masa mendatang dan harapan.
(4) 勝ちへ向かう。
- Menuju kemenangan.
- Menuju kemenangan.
Partikel konteks 「で」
Partikel 「で」 memungkinkan kita menyatakan konteks pelaksanaan verbanya. Misalnya, jika seseorang makan ikan, di mana dia makan? Lalu, jika seseorang pergi ke sekolah, dengan kendaraan apa dia pergi? Dengan alat apa kamu makan? Semua pertanyaan tadi bisa dijawab dengan partikel 「で」. Ini beberapa contohnya.
Contoh
(1) 映画館で見た。
- Melihat di bioskop.
- Melihat di bioskop.
(2) バスで帰る。
- Pulang dengan bis.
- Pulang dengan bis.
(3) レストランで昼ご飯を食べた。
- Tadi makan siang di restoran.
- Tadi makan siang di restoran.
Pada dasarnya, 「で」 berarti "dengan cara". Namun untuk tempat, kata bahasa Indonesia yang lebih cocok adalah "di".
Menggunakan 「で」 dengan 「何」
Di bahasa Jepang, "apa" (何) cukup menyebalkan karena walaupun pada umumnya dibaca 「なに」, kadang-kadang dia dibaca 「なん」 tergantung pada penggunaannya. Karena selalu ditulis menggunakan kanji, kamu tidak bisa tahu dari penulisannya. Untuk awal, saya menyarankan kamu membacanya 「なに」 sampai ada yang mengoreksi kamu bahwa untuk kasus tersebut bacaannya adalah 「なん」. Jika ditempel partikel 「で」, cara membacanya adalah 「なに」. (Gunakan kursor mouse kamu untuk mencek bacaannya di sini.)
(4) 何できた?
- Tadi datang dengan cara apa?
- Tadi datang dengan cara apa?
(5) バスできた。
- Tadi datang dengan bis.
- Tadi datang dengan bis.
Inilah bagian yang membingungkan. Bahasa Jepang "kenapa" adalah 「どうして」 atau versi lainnya yang terdengar lebih kuat 「なぜ」. Namun yang paling sering dipakai adalah versi percakapannya yaitu 「なんで」 yang ditulis 「何で」! Ini adalah kata yang berdiri sendiri dan tidak ada hubungannya dengan partikel 「で」.
(1) 何できた?
- Kenapa kamu datang?
- Kenapa kamu datang?
(2) 暇だから。
- Karena sedang ada waktu luang.
- Karena sedang ada waktu luang.
「から」 yang muncul di sini artinya "karena", beda dengan 「から」 yang kita pelajari sebelumnya. Pembahasan sepenuhnya ada di bab kalimat gabungan. Inti dari contoh tersebut adalah bahwa dua kalimat yang ditulis persis sama bisa dibaca berbeda dan artinya juga berbeda. Jangan khawatir, masalahnya tidak sebesar kelihatannya sebab di sebagian besar kasus, cara membaca yang kedua (「なんで」) adalah yang lebih umum. Dan kalaupun yang diinginkan adalah 「なにで」, konteks pembicaraannya akan membuatnya jelas. Bahkan dalam contoh pendek ini pun kamu sudah bisa tahu mana cara membaca yang benar dengan melihat jawaban pertanyaannya.
Saat tempat menjadi topik
Ada kasus-kasus saat lokasi suatu aksi juga merupakan topik kalimat. Kamu bisa menempelkan partikel topik (「は」 dan 「も」) ke tiga partikel yang berhubungan dengan lokasi (「に」、「へ」、「で」) saat lokasinya adalah topik. Di contoh berikut kita bisa melihat bagaimana lokasi juga bisa menjadi topik.
Contoh 1
ジャヤ: 学校に行った?
- (Apakah kamu kemarin) pergi ke sekolah?
- (Apakah kamu kemarin) pergi ke sekolah?
ギタ: 行かなかった。
- Tidak pergi.
- Tidak pergi.
ジャヤ: 図書館には?
- Kalau ke perpustakaan?
- Kalau ke perpustakaan?
ギタ: 図書館にも行かなかった。
- Ke perpustakaan juga tidak pergi.
- Ke perpustakaan juga tidak pergi.
Di contoh ini, Jaya mengangkat topik baru (perpustakaan) sehingga lokasinya juga menjadi topik. Kalimatnya sebetulnya versi singkat dari 「図書館には行った?」.
Contoh 2
アンドレ: どこで食べる?
- Makan di mana?
- Makan di mana?
リナ: イタリアレストランではどう?
- Bagaimakan kalau di restoran Italia?
- Bagaimakan kalau di restoran Italia?
Di sini Rina menyarankan restoran Italia. Kalimat seperti "Bagaimana kalau..." biasanya mengangkat topik baru karena orangnya menyarankan sesuatu yang baru. Dalam kasus ini, lokasinya (restoran) menjadi saran sehingga dia menjadi topik.
Saat objek langsung menjadi topik
Partikel objek langsung berbeda dengan partikel yang berhubungan dengan tempat sebab kamu tidak bisa menggabungnya dengan partikel lain. Sebagai contoh, dengan membaca bagian sebelumnya kamu mungkin menebak bahwa kita juga bisa mengatakan 「をは」 untuk menyatakan objek langsung yang juga menjadi topik. Tapi caranya bukan seperti itu. Suatu topik juga bisa merupakan objek langsung tanpa menggunakan partikel 「を」. Menggunakan 「を」 malah akan membuat kalimatnya salah.
Contoh
(1) 日本語を習う。
- Belajar bahasa Jepang.
- Belajar bahasa Jepang.
(2) 日本語は、習う。
- Mengenai bahasa Jepang, (akan) belajar.
- Mengenai bahasa Jepang, (akan) belajar.
Jangan melakukan kesalahan berikut:
(誤) 日本語をは、習う。
- [Kalimat yang salah.]
- [Kalimat yang salah.]
Verba transitif dan intransitif
Di bahasa Jepang, kadang-kadang ada pasangan verba yang intinya sama yaitu verba transitif dan intransitif. Bedanya adalah verba transitif melibatkan aksi oleh pelaku aktif sedangkan pada verba intransitif aksi terjadi tanpa pelaku langsung. Di bahasa Indonesia bisa digunakan imbuhan untuk membedakannya, misalnya "saya menjatuhkan bolanya" (pelakunya "saya") vs. "bolanya jatuh" (tanpa pelaku). Di bahasa Jepang ini menjadi 「ボールを落とした」 vs. 「ボールが落ちた」. Contohnya lainnya adalah "memasukkan ke kotak" (箱に入れる) vs. "masuk ke kotak" (箱に入る). Bisa juga di bahasa Indonesia digunakan kata yang berbeda untuk pasangan tersebut, misalnya "menghapus" (消す) vs. "menghilang" (消える). Yang paling susah adalah jika di bahasa Indonesia digunakan kata yang sama, misalnya pada "saya membuka pintu" vs. "pintunya membuka". Menggunakan cara berpikir di bahasa Jepang, verba transitif dan intransitif sebetulnya menggambarkan aksi yang sama. Mengetahui istilahnya tidaklah penting, tapi kamu harus tahu mana yang mana agar bisa memilih verba dan partikel yang benar.Karena arti dasar dan kanjinya sama, kamu bisa belajar dua verba dengan harga satu kanji! Mari kita lihat contoh beberapa verba transitif dan intransitif.Transitif | Intransitif | ||
---|---|---|---|
落とす | menjatuhkan | 落ちる | jatuh |
出す | mengeluarkan | 出る | keluar |
入れる | memasukkan | 入る | masuk |
開ける | membuka | 開く | membuka (menjadi terbuka) |
閉める | menutup | 閉まる | menutup (menjadi tertutup) |
付ける | menempelkan | 付く | menempel |
消す | menghapus | 消える | menghilang |
抜く | mencopot | 抜ける | copot |
Perhatikan partikelnya!
Pelajaran paling penting di sini adalah mengenai partikel yang benar untuk verba yang bersangkutan. Tentunya prasyarat utamanya adalah tahu apakah verba yang bersangkutan transitif atau intransitif. Pada kamusWWWJDIC, verba transitif ditandai dengan "vt" dan verba intransitif ditandai "vi". Namun penandaan pada WWWJDIC masih dalam pengerjaan sehingga mungkin belum komprehensif. Jadi saya menyarankan untuk melihat contoh kalimat dari WWWJDIC atau Yahoo!辞書. Contohnya, dengan melihat contoh kalimat 「付ける」 dari WWWJDIC dan Yahoo!辞書, kamu bisa tahu bahwa itu verba transitif karena ada partikel 「を」.Contoh
(1) 私が電気を付けた。- Sayalah yang menyalakan lampu.(2) 電気が付いた。- Lampunya menyala.
(3) 電気を消す。- Mematikan lampu.
(4) 電気が消える。- Lampu mati.
(5) 誰が窓を開けた?- Siapa yang membuka jendela?
(6) 窓がどうして開いた?- Kenapa jendelanya membuka?
Hal yang penting untuk diingat adalah verba intransitif tidak bisa memiliki objek langsung karena tidak ada pelaku langsungnya. Contoh-contoh berikut secara tata bahasa salah.
(誤) 電気
(誤) 電気
(誤) どうして窓
Satu-satunya kasus di mana partikel 「を」 bisa digunakan dengan verba intransitif adalah saat suatu lokasi menjadi objek langsung verba gerakan sebagaimana disinggung di bab sebelumnya.
(1) 部屋を出た。- Keluar kamar.
0 komentar:
Post a Comment
Yoku renshuu shite kudasai ne. Practice it often. Sering-sering berlatih ya